"Yaa ayyuhalladzi na amanu ittaqullaha khaqqotuqotihi, wa laa tamu tunna illa wa antum muslimun"
Kalimat tersebut mungkin sudah sangat familiar bagi para ikhwan yang rajin menghadiri majelis Jum'at
Ayat ke 102 dari surah Ali Imran tersebut berwasiat kepada para orang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah sekali kali mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Dari ayat tersebut kita dapat menemukan makna tersirat, betapa pentingnya taqwa itu. Kita harus senantiasa bertaqwa, karena taqwa kunci dari segala amal ibadah.
Taqwa sendiri hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman, pada awal ayat Allah SWT menyeru kepada orang orang yang beriman dengan seruan "Yaa ayyuhalladzi na amanu, ittaqullaha khaqqotuqotihi," yang berarti "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah dengan taqwa yang sebenar benarnya"
Pada penggalan selanjutnya "wa laa tamu tunna illa wa antum muslimun" dengan makna "dan janganlah kamu sekali-kali mati melainkan dalam keadaan beragama Islam"
Pada suatu hari yang panas saat Khalifah Umar ibn Khattab mengadakan perjalanan dari Madinah ke Mekkah. Ditengah-tengah Gurun Sahara beliau menjumpai seorang anak laki-laki kecil yang kumuh, kotor, dan bahlul sedang menggembala kambing yang sangat banyak.
Khalifah Umar berniat untuk menguji seberapa besar taqwa bocah tersebut.
"Hai bocah, jual lah salah satu dari domba mu kepada ku, lalu aku akan memberimu berpuluh puluh dinar untukmu" seru Umar.
Lalu bocah itu menjawab, "Wahai tuan, domba-domba ini bukan milikku. Aku hanya menggembala domba milik majikanku".
Dengan nada menggoda Umar menjawab "Kau katakan saja pada majikanmu, salah satu dari domba ini sudah mati diterkan harimau".
Bocah yang tadinya hanya menunduk, sesaat setelah mendengar perkataan Umar dia langsung menengadahkan kepalanya dan dengan tegas menjawab "Wahai tuan! Fa ainAllah?". Bocah itu berusaha menggertak Umar, dia sadar bahwa majikannya memang tidak akan mengetahui kalau kambingnya dibeli Umar, namun Allah mengetahuinya dan dia berkata "Fa ainAllah?" lalu bagaimana dengan Allah? Allah Maha Mengetahui sega;a yang diperbuat hamba-Nya.
Mendengar ucapan si bocah, Umar kaget dan terharu. Betapa besarnya taqwa bocah ini. Lalu Umar minta si bocah mengantarkannya ke rumah si majikan, disana Umar memberikan puluhan dinar untuk si majikan dan akhirnya si bocah terbebas dari status budaknya.
Sahabat se-Islam, bocah bodoh dan udik seperti itu saja sadar bahwa Allah Maha Mengetahui, betapa besar taqwa yang dimilikinya. Kita sebagai insan terpelajar seharusnya dapat membenahi taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa.
Semoga kisah tersebut dapat membawa kita menuju jalan ketaqwaan yang benar-benar taqwa. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar, komentar yang memuat hal-hal yang memicu perdebatan tidak akan dimoderasi