Assalamu'alaykum
Nabi Sulaiman alaihis salam merupakan Nabi yang
mendapat karunia dari Allah berupa kerajaan yang besar lagi jaya. Nabi Sulaiman
memiliki bala tentara yang tidak hanya terdiri dari manusia saja, akan tetapi
beliau juga memiliki tentara dari bangsa jin, hewan, dan angin. Namun dibalik
kekayaan Nabi Sulaiman, beliau masih mempunyai rasa zuhud atau lebih menganggap
remeh dunia dan mengutamakan akhirat. Hal itu tertera di Qur’an Surat Shaad
ayat 30
Nabi juga manusia yang dapat memiliki kesalahan,
namun setiap seorang Nabi hendak melakukan kesalahan pasti Allah menegurnya.
Pernah suatu ketika Nabi Sulaiman terpaku dengan kuda-kudanya
yang sangat indah dan gagah. Beliau memperhatikan kuda-kuda yang sedang
berlarian dengan gagahnya. Di saat Nabi Sulaiman memandangi kegagahan kudanya
ternyata beliau menyadari bahwa saat beliau memperhatikan kudanya hati Nabi
Sulaiman menjadi lupa dengan Allah. Seketika Allah menyadarkan hati Sulaiman,
lalu Sulaiman memerintahkan kepada para abdi dalem istananya untuk membawa
kembali kuda-kuda yang berlarian tersebut.
Dengan sigap Sulaiman menebas leher dan kaki kudanya
dengan pedang yang sangat tajam dikarenakan merekalah yang telah membuat
Sulaiman lalai terhadap Tuhannya. Beliau memukul-mukul leher dan urat-urat nadi
setiap kudanya dengan punggung pedang yang dimilikinya.
Setelah beliau melakukan hal itu, Allah menggantikan
segala kuda-kudanya dengan kemampuan Nabi Sulaiman mengendalikan angin atas
ijin Allah. Dengan mengendarai angin tersebut Nabi Sulaiman dapat pergi kesana
kemari dengan cepat, bahkan lebih cepat daripada saat Nabi Sulaiman menaiki
kuda-kudanya. Sungguh sesungguhnya Allah memiliki rencana yang amat indah
dibalik apa yang kita perbuat.
Di jaman yang modern ini hal tersebut dapat kita
terapkan untuk memupuk rasa zuhud dan menjaga kadar taqwa kita kepada Allah. Jika
godaan yang ada di jaman Nabi Sulaiman berupa kudanya, kita yang hidup di jaman
serba modernisasi ini memiliki cobaan dan rintangan berupa teknologi yang
semakin canggih. Kita harus dapat mengimbangi perkembangan teknologi untuk
tetap hidup, akan tetapi kita juga dituntut untuk dapat menggunakan teknologi
tersebut se bijak-bijaknya. Jangan sampai kita terlena hingga membuat kita
lalai terhadap Tuhan kita.
Sebagai insan yang beriman, sudah selayaknya kita
mencontoh perilaku Nabi Sulaiman untuk berzuhud. Terkadang kita tidak menyadari
bahwa rencana Allah jauh lebih baik dari apa yang kita kira. Allah memberikan
kita berdasarkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau.
Semoga kita semua termasuk hamba yang pandai
bersyukur dan dijauhkan Allah dari api neraka yang bergejolak. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar, komentar yang memuat hal-hal yang memicu perdebatan tidak akan dimoderasi