Kamis, 07 Maret 2013

Besarnya Perasaan Zuhud Nabi Sulaiman

Assalamu'alaykum


Nabi Sulaiman alaihis salam merupakan Nabi yang mendapat karunia dari Allah berupa kerajaan yang besar lagi jaya. Nabi Sulaiman memiliki bala tentara yang tidak hanya terdiri dari manusia saja, akan tetapi beliau juga memiliki tentara dari bangsa jin, hewan, dan angin. Namun dibalik kekayaan Nabi Sulaiman, beliau masih mempunyai rasa zuhud atau lebih menganggap remeh dunia dan mengutamakan akhirat. Hal itu tertera di Qur’an Surat Shaad ayat 30

 
Nabi juga manusia yang dapat memiliki kesalahan, namun setiap seorang Nabi hendak melakukan kesalahan pasti Allah menegurnya.

Pernah suatu ketika Nabi Sulaiman terpaku dengan kuda-kudanya yang sangat indah dan gagah. Beliau memperhatikan kuda-kuda yang sedang berlarian dengan gagahnya. Di saat Nabi Sulaiman memandangi kegagahan kudanya ternyata beliau menyadari bahwa saat beliau memperhatikan kudanya hati Nabi Sulaiman menjadi lupa dengan Allah. Seketika Allah menyadarkan hati Sulaiman, lalu Sulaiman memerintahkan kepada para abdi dalem istananya untuk membawa kembali kuda-kuda yang berlarian tersebut.


Dengan sigap Sulaiman menebas leher dan kaki kudanya dengan pedang yang sangat tajam dikarenakan merekalah yang telah membuat Sulaiman lalai terhadap Tuhannya. Beliau memukul-mukul leher dan urat-urat nadi setiap kudanya dengan punggung pedang yang dimilikinya.
Setelah beliau melakukan hal itu, Allah menggantikan segala kuda-kudanya dengan kemampuan Nabi Sulaiman mengendalikan angin atas ijin Allah. Dengan mengendarai angin tersebut Nabi Sulaiman dapat pergi kesana kemari dengan cepat, bahkan lebih cepat daripada saat Nabi Sulaiman menaiki kuda-kudanya. Sungguh sesungguhnya Allah memiliki rencana yang amat indah dibalik apa yang kita perbuat.

Di jaman yang modern ini hal tersebut dapat kita terapkan untuk memupuk rasa zuhud dan menjaga kadar taqwa kita kepada Allah. Jika godaan yang ada di jaman Nabi Sulaiman berupa kudanya, kita yang hidup di jaman serba modernisasi ini memiliki cobaan dan rintangan berupa teknologi yang semakin canggih. Kita harus dapat mengimbangi perkembangan teknologi untuk tetap hidup, akan tetapi kita juga dituntut untuk dapat menggunakan teknologi tersebut se bijak-bijaknya. Jangan sampai kita terlena hingga membuat kita lalai terhadap Tuhan kita.

Sebagai insan yang beriman, sudah selayaknya kita mencontoh perilaku Nabi Sulaiman untuk berzuhud. Terkadang kita tidak menyadari bahwa rencana Allah jauh lebih baik dari apa yang kita kira. Allah memberikan kita berdasarkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau.
Semoga kita semua termasuk hamba yang pandai bersyukur dan dijauhkan Allah dari api neraka yang bergejolak. Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar, komentar yang memuat hal-hal yang memicu perdebatan tidak akan dimoderasi