Rabu, 18 Juli 2012

Memperindah Wudlu

"Kudengar Rasulullah SAW bersabda : "Tiadalah seorang berwudhu dengan memperindah ( wudhu dengan sebaik-baiknya semampunya ), lalu shalat dua rakaat (sunnatul wudhu), kecuali Allah telah mengampuninya antara wudhunya dan shalatnya hingga ia melakukan shalatnya" (Shahih Bukhari)

Disebutkan dalam Shahih Bukhari bahwa sayyidina Utsman bin Affan mendengar nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tiadalah seseorang berwudhu’ dan menyempurnakan wudhu’nya kemudian ia melakukan shalat (sunnah), melainkan Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosanya hingga ia melakukan shalat (fardhu)”.

Hal ini sebagai bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala selalu menyayangi hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih, sehingga banyak pintu ampunan Allah telah dibuka agar kita mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana yang telah dikabarkan sayyidina Muhammad oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun ampunan Allah yang ditawarkan kepada hambaNya yang beriman dalam hadits ini adalah dengan melakukan wudhu’ secara benar dan sempurna k...emudian mengerjakan shalat sunnah wudhu’, maka dengan melakukan hal ini seseorang akan mendapatkan janji Allah subhanahu wata’ala berupa ampunan atas dosa-dosa. Sedangkan untuk mendapatkan kesempurnaan wudhu’ yang pertama adalah harus memenuhi rukun dan syarat wudhu’, yang diantaranya air yang digunakan berwudhu’ haruslah air yang suci dan mensucikan, maka tidak boleh menggunakan air musta’mal (telah digunakan untuk bersuci) apalagi air yang najis. Begitu pula rukun-rukun wudhu’ harus terpenuhi yang diantaranya yaitu berniat untuk menghilangkan hadats kecil dibarengi dengan membasuh muka, kemudian membasuh kedua tangan hingga kedua siku, lalu membasuh sebagian kepala atau rambut kepala, kemudian membasuh kaki hingga mata kaki, dan yang terakhir adalah tertib yaitu membasuh anggota wudhu’ secara berurutan mulai dari membasuh wajah disertai dengan niat hingga membasuh kedua kaki, hal tersebut adalah rukun atau yang wajib dalam berwudhu’. Dan jika kita melakukan hal yang sunnah selain yang wajib dalam berwudhu’ maka wudhu’ kita akan semakin sempurna, banyak hal-hal sunnah dalam berwudhu’ yang dapat kita lakukan, diantaranya adalah diawali dengan membasuh kedua telapak tangan, berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya, mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri, membasuh setiap anggota sebanyak tiga kali, membasuh kedua telinga, dan lainnya. Begitu pula dalam berwudhu’ sebagaimana disebutkan oleh Al Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah terdapat doa-doa yang dibaca ketika membasuh setiap anggota wudhu’ baik yang wajib atau pun yang sunnah, yang mana jika kita membaca doa-doa tersebut tentunya wudhu’ kita akan semakin sempurna

Diantara hal-hal tersebut adalah ketika kita akan berwudhu’ maka disunnahkan untuk membasuh kedua telapak tangan dan membaca doa :

اَلْحَمْدُلله الَّذِيْ جَعَلَ الْمَاءَ طَهُوْرًا وَالْإسْلَامَ نُوْرًا، اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اْليُمْ...نَ وَاْلبَرَكَةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشُّؤْمِ وَالْهَلَكَةِ

“ Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air suci dan mensucikan, dan menjadikan Islam sebagai cahaya , Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu keberuntunga dan keberkahan, serta aku berlindung kepadaMu dari keputusasaan dan kehancuran”

Dan setelah membasuh kedua telapak tangan maka disunnahkan untuk bersiwak, namun dalam hal bersiwak para Ulama’ berbeda pendapat, diantara mereka mengatakan bahwa sunnah bersiwak ketika berwudhu’ itu dilakukan setelah membasuh kedua telapak tangan dan sebelum berkumur, dan ada yang mengatakan bahwa bersiwak dilakukan sebelum membasuh kedua telapak tangan. Jika bersiwak dilakukan sebelum membasuh kedua telapak tangan maka diharuskan untuk niat bersiwak untuk wudhu’, adapun jika bersiwak dilakukan setelah membasuh kedua telapak tangan maka tidak perlu niat bersiwak untuk wudhu’ karena telah masuk dalam niat sunnah wudhu’ yang diniatkan ketika mencuci kedua telapak tangan, jadi hanya dalam mencuci telapak tangan telah banyak sunnah yang dapat kita lakukan. Begitu juga hal yang sunnah yang dapat dilakukan dalam berwudhu’ adalah berkumur-kumur kemudian membaca doa :

اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى تِلَاوَةِ كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِّكْرِ لَكَ

“ Ya Allah bantulah aku untuk bisa membaca kitabMu (Alqur’an) dan bisa banyak mengingatMu”.

Begitu seterusnya hingga membasuh kedua kaki terdapat doa-doa tertentu sebagaiamana yang disebutkan oleh Al Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah. Maka doa-doa seperti di atas jika dibaca ketika melakukan wudhu’ maka wudhu’ pun menjadi semakin sempurna

Al Imam Ghazali mengatakan bahwa jika sesorang membaca doa-doa tersebut maka semua dosa sekujur tubuhnya akan diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala, namun jika tidak membaca doa-doa tersebut maka dosa-dosa yang diampuni hanya pada anggota ...yang terkena air wudhu’ saja. Para Ulama’ seperti Al Imam Ar Ramli mengatakan bahwa doa-doa ketika membasuh anggota wudhu’ seperti disebut di atas merupakan hal yang sunnah. Sedangkan Al Imam An Nawawi mengatakan bahwa hadits yang membahas tentang doa-doa yang dibaca ketika membasuh anggota wudhu’ hal tersebut tidak ada dasarnya, dan para ulama’ mengatakan bahwa maksud dari ucapan Al Imam An Nawawi bahwa hal tersebut tidak ada dasarnya adalah dalam hadits Shahih, namun ada dalam selain hadits Shahih. Oleh sebab itu sebagian para Ulama’ mensunnahkan untuk membaca doa-doa tersebut, dan Al Imam Ghazali pun menguatkannya dalam kitab Bidayah Al Hidayah. Demikianlah diantara hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperbagus atau menyempurnakan wudhu’


Dan setelah hal-hal tersebut dilakukan, kemudian melaksanakan shalat sunnah maka sebagaimana disebutkan dalam hadits tadi bahwa janji Allah berupa ampunan dari Allah subhanahu wata’ala akan didapatkan. Adapun memperbagus atau menyempurnakan... wudhu’ merupakan sifat para shalihin, dimana ketika Al Imam As Syafi’i wafat dan sayyidah Nafisah ditanya tentang beliau, maka sayyidah Nafisah menjawab :

كَانَ يُحْسِنُ اْلوُضُوْءَ

“ Dulu beliau ( Al Imam As Syafi’i) selalu memperbagus wudhu’”

Kita ketahui bahwa Al Imam As Syafi’i mempunyai banyak amal ibadah, diantaranya ketika bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al qur’an dua kali dalam sehari, dan selain bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al qur’an sekali dalam sehari, namun hal yang paling dipuji oleh sayyidah Nafisah adalah wudhu’ beliau, dimana beliau ketika berwudhu’ selalu memperbagus dan menyempurnakannya. Maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang shalih senantiasa memperhatikan untuk memperbagus wudhu’. Begitu pula ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, beliau mendengar suara terompah sayyidina Bilal di dalam surga, dan setelah kembali ke bumi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada sayyidina Bilal : “Wahai Bilal, apa yang membuatmu mendahuluiku memasuki surga?”, maka sayyidina Bilal berkata : “wahai Rasulullah, aku tidak memiliki banyak amal, namun yang aku lakukan setiap aku selesai berwudhu’ maka aku mengerjakan shalat 2 rakaat”

Maka shalat sunnah wudhu’ 2 rakaat yang selalu dilakukan oleh sayyidina Bilal selesai berwudhu’ menjadikan sandal beliau mendahuluinya masuk ke surga. Maka pintu-pintu seperti terbuka luas untuk ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi ...wasallam di sepanjang waktu dan zaman, dan kita pun akan mendapatkan kemuliaan dari Allah subhanahu wata’ala ketika kita senantiasa mengamalkan amalan-amalan sunnah seperti ini, mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala mencatat kita sebagai orang -orang shalih, diberkahi setiap amal perbuatan kita dan dilimpahi taufik dan hidayah untuk senantiasa menjalankan sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dikumpulkan bersama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di hari kiamat, Aamin ya rabbal ‘alamin.

Al-fatihah

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar, komentar yang memuat hal-hal yang memicu perdebatan tidak akan dimoderasi